3 Pertanyaan yang Perlu Anda Ajukan Jika Anda Benar-benar Serius tentang Inovasi

Ken Blanchard

Istilah inovasi sering kali terdengar seperti jargon perusahaan yang kita dengar begitu sering sampai akhirnya hanya lewat begitu saja. Tapi sebenarnya layak untuk kita perhatikan—karena, sama seperti oksigen bagi manusia, inovasi itu penting agar bisnis tetap hidup.

Secara sederhana, inovasi terjadi ketika kita mengambil pendekatan baru daripada hanya melakukan hal yang sama seperti orang lain di bidang kita. Hasil dari keberanian untuk berbeda bisa sangat besar. Contohnya, ketika Spencer Johnson dan saya menulis The One Minute Manager, kami melanggar banyak aturan ketat dalam penerbitan. Pertama, kami menulis buku bisnis dalam bentuk perumpamaan, sesuatu yang belum pernah dilakukan saat itu. Kedua, bukunya hanya sekitar 100 halaman—menurut para ahli penerbitan di tahun 1980-an, itu terlalu pendek. Ketiga, meskipun bukunya singkat, kami menetapkan harga yang sama dengan buku hardcover tradisional.

“Tidak ada yang akan membeli buku pendek dengan harga segitu!” kata banyak penerbit.

Tapi penerbit-penerbit itu salah. Setelah Spencer dan saya tampil di acara TODAY Show, buku itu langsung masuk daftar The New York Times bestseller. Buku itu bertahan di sana selama dua tahun dan menjadi salah satu buku bisnis terlaris dalam sejarah penerbitan. Inovasi kami tidak hanya berhasil, tapi juga membuka jalan bagi generasi baru penulis bisnis.

Investasi untuk Masa Depan Organisasi Anda

Inovasi tidak mudah—Anda harus meluangkan waktu untuk berpikir dan membiarkan proses kreatif berkembang. Inovasi juga membutuhkan waktu untuk bereksperimen dan menguji ide-ide baru. Jauh lebih mudah meniru apa yang orang lain lakukan—tapi kalau Anda tidak mau berinovasi, Anda berisiko memiliki produk, layanan, dan model bisnis yang usang.

Salah satu cara untuk melindungi produk Anda dari keusangan adalah dengan membangun inovasi ke dalam struktur organisasi Anda. Izinkan saya memberi contoh.

Ketika istri saya, Margie, menjabat sebagai presiden perusahaan kami di awal tahun 2000-an, dia menciptakan “Office of the Future”—sebuah think tank yang melihat tren lima, sepuluh, hingga dua puluh tahun ke depan. Penelitian dan rekomendasi dari kelompok ini memandu tim kepemimpinan kami selama bertahun-tahun.

Berkat Office of the Future (yang sekarang disebut Innovation Lab), perusahaan kami tidak benar-benar lengah saat pandemi COVID-19 melanda. Pada saat itu kami sudah mengantisipasi pembelajaran online dan berinvestasi dalam teknologi digital. Semua energi yang kami tuangkan untuk menyampaikan produk dan layanan secara online membantu kami bertahan ketika pelatihan di kelas dihentikan oleh virus.

Pemimpin perlu waspada terhadap kecenderungan untuk mengalokasikan terlalu banyak dana dan sumber daya untuk penjualan dan pemasaran. Ingatlah untuk menyisihkan waktu dan anggaran untuk riset, pengembangan, dan inovasi. Walaupun aktivitas ini mungkin tidak langsung meningkatkan keuntungan, tapi dalam jangka panjang bisa menyelamatkan organisasi Anda dari kepunahan.

Dorong Budaya Inovasi

Perusahaan paling sukses di dunia—Apple, Tesla, Amazon—membangun budaya inovasi. Dalam budaya inovatif, para pemimpin mendorong semua orang—bukan hanya segelintir orang tertentu—untuk menyumbangkan ide baru.

Tidak peduli apa jabatan seseorang, mereka lebih dari sekadar “tenaga kerja.” Mereka juga punya otak. Saya percaya orang ingin menggunakan otaknya di tempat kerja jika pemimpin mereka memberi kesempatan.

Salah satu postingan media sosial saya yang paling populer adalah foto seorang wanita berjas bisnis sedang melompati rintangan di lintasan lari. Teksnya berbunyi: “Rekrut orang pintar, latih mereka dengan benar, lalu beri mereka ruang.” Menurut saya, postingan itu banyak disukai karena terlalu sering pemimpin tidak memanfaatkan dorongan dan kreativitas orang. Mereka memaksakan cara mereka sendiri, yang justru tidak memberi ruang untuk pendekatan baru dan lebih baik.

Steve Jobs, pendiri perusahaan paling inovatif di dunia (Apple), pernah berkata: “Tidak masuk akal merekrut orang pintar lalu memberi tahu mereka apa yang harus dilakukan; kita merekrut orang pintar supaya mereka yang memberi tahu kita apa yang harus dilakukan.”

Kalau seorang bawahan datang dengan ide baru, sambutlah. Bantu mereka mempertimbangkan risiko dan keuntungannya. Kalau inovasi dijalankan, pastikan untuk mengukur hasilnya. Bahkan jika ide itu gagal, Anda tetap bisa fokus pada pelajaran yang didapat, sekaligus mengapresiasi orang tersebut karena sudah mencoba sesuatu yang baru.

Terus Berinovasi

Tidak peduli seberapa inovatif layanan atau produk Anda, waktu akan tetap membuatnya usang kecuali Anda menjaga agar tetap segar dan relevan.

Ketika The One Minute Manager diterbitkan pada tahun 1982, buku itu dianggap terobosan besar dalam kepemimpinan. Namun pada tahun 2015, rahasia ketiga—The One Minute Reprimand—sudah dianggap kuno, karena gaya manajemen top-down abad ke-20 mulai ditinggalkan. Menyadari bahwa kepemimpinan hari ini lebih berbentuk kemitraan, Spencer Johnson dan saya mengubah rahasia ketiga menjadi The One Minute Re-Direct dan menerbitkan ulang buku itu sebagai The New One Minute Manager.

Lihatlah pekerjaan yang sedang Anda lakukan sekarang. Produk, proses, atau sistem apa yang bisa mendapat pendekatan baru? Jangan ragu untuk berinovasi.

David Witt adalah Direktur Program Blanchard®. Dia adalah peneliti pemenang penghargaan dan pembawa acara seri webinar bulanan perusahaan. David juga menulis atau ikut menulis artikel di Fast Company, Human Resource Development Review, Chief Learning Officer, dan US Business Review.